Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi yaitu Kelahiran (Fertilitas), Kematian (Mortalitas), Perkawinan, Migrasi dan Mobilitas Sosial



Ilmu demografi digunakan oleh para ahli umumnya terdiri dari empat tujuan pokok, yaitu:

1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
2. Menjelaskan pertumbuhan penduduk masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
4. Mencoba meramalkan pertumbuhan pendukuduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.


Pada akhirnya, keempat tujuan pokok tersebut akan bermanfaat untuk:

1. Perencanaan pembangunan yang berhubungan dengan pendidikan, perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan sosial, perumahan, pertanian dan lain-lain yang dilakukan pemerintah menjadi lebih tepat sasaran jika  mempertimbangkan komposisi penduduk yang ada sekarang dan yang akan datang.
2. Evaluasi kinerja pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah dengan melihat perubahan komposisi penduduk yang ada sekarang dan yang lalu beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3. Melihat peningkatan standar kehidupan melalui tingkat harapan hidup rata-rata penduduk, sebab tidak ada ukuran yang lebih baik kecuali lamanya hidup sesorang di negara yang bersangkutan
4. Melihat seberapa cepat perkembangan perekonomian yang dilihat dari ketersediaan lapangan pekerjaan, persentase penduduk yang ada di sektor pertanian, industri dan jasa.


Demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. Indonesia akan mengalami bonus demografi ini dikarenakan proses transisi demografi yang berkembang sejak beberapa tahun yang lalu yang dipercepat dengan keberhasilan program KB menurunkan tingkat fertilitas dan meningkatnya kualitas kesehatan serta suksesnya program-program pembangunan lainnya.
Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi di tahun 2020-2030, dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak.
Akan tetapi usia produktif ini apabila tidak berkualitas malah akan menjadi beban negara, oleh karena itu Pemerintah harus meningkatkan wajib belajar 12 tahun, lakukan pembinaan pola asuh & tumbuh kembang anak melalui posyandu dan PAUD, peningkatan usaha ekonomi keluarga, intinya peningkatan segala bidang agar SDM kita mampu bersaing di dunia International,

Jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) pada 2020-2030 akan mencapai 70 persen, sedangkan sisanya, 30 persen, adalah penduduk yang tidak produktif (di bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun). Dilihat dari jumlahnya, penduduk usia produktif mencapai sekitar 180 juta, sementara non-produktif hanya 60 juta.
Bonus demografi ini tentu akan membawa dampak sosial – ekonomi. Salah satunya adalah menyebabkan angka ketergantungan penduduk, yaitu tingkat penduduk produktif yang menanggung penduduk non-produktif (usia tua dan anak-anak) akan sangat rendah, diperkirakan mencapai 44 per 100 penduduk produktif.
Hal ini sejalan dengan laporan PBB, yang menyatakan bahwa dibandingkan dengan negara Asia lainnya, angka ketergantungan penduduk Indonesia akan terus turun sampai 2020.
Bonus demografi merupakan kesempatan emas bagi suatu bangsa jika mampu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Namun, apakah Indonesia siap memanfaatkan jendela kesempatan tersebut untuk memajukan bangsa? Tentu bukan hal yang mudah untuk memanfaatkan bonus tersebut agar tidak menjadi peluang yang sia-sia atau bahkan menjadi suatu malapetaka bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. Satu hal yang paling mendasar yakni dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mempunyai ketrampilan yang berkualitas dan mampu terserap dalam dunia kerja. Bonus demografi akan termanfaatkan dengan baik jika pertumbuhan penduduk usia kerja yang merupakan pasokan tenaga kerja mendapatkan pekerjaan yang produktif, dan kemudian bisa menabung untuk diinvestasikan terhadap bangsa sehingga memicu pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan. Bangsa Indonesia, masih memiliki banyak waktu untuk menyiapkan penduduk usia produktif yang menjadi peran utama dalam pemanfaatan bonus demografi. Yakni dengan meningkatkan kualitas mereka melalui peningkatan pendidikan, ketrampilan dan kesehatan serta kemampuan bangsa dalam menyiapkan lapangan pekerjaan bagi para tenaga kerja tersebut sesuai dengan kemampuan, pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki oleh angkatan kerja tersebut. Sehingga mereka mampu memperoleh pendapatan yang dapat menopang kehidupan dirinya sendiri dan keluarganya, utamanya yang masuk dalam kelompok usia non produktif yang menjadi tanggungan mereka. Jadi, untuk mendapatkan hasil yang maksimal, tidak hanya diperlukan kerja keras oleh satu pihak saja, melainkan seluruh komponen kehidupan.
Namun, dalam mempersiapkan datangnya bonus demografi yang akan menjadi jendela kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian bangsa, selain diperlukan pendidikan dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja yang sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang mereka miliki, pemerintah juga perlu menyediakan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dari tenaga kerja tersebut mulai dari sekarang. Namun kembali menjadi pertanyaan besar, siapkah bangsa Indonesia menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk usia produktif mendatang? Pertanyaan itu muncul sesuai dengan kondisi ketenagakerjaan bangsa Indonesia saat ini dengan tingkat pengangguran yang masih tinggi, dan tingkat kesejahteraan tenaga kerja yang masih rendah.
Oleh karena itu, untuk memanfaatkan bonus demografi sangat diperlukan kebijakan guna mendorong menculnya wirausaha muda,dan mampu memberdayakannya tenaga kerja dalam rangka mendukung pembangunan nasional. Dengan begitu, penduduk usia kerja mampu bekerja dan menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu, pemerintah juga perlu menjalankan kebijakan mengenai pemberdayaan perempuan agar dapat masuk dipasar kerja. Mereka yang memiliki ketrampilan, pengetahuan, kesehatan serta etos kerja akan mampu mengelola produktivitas. Sehingga terbentuk tabungan yang dapat dimanfaatkan untuk investasi bagi kemajuan Bangsa Indonesia. Tetapi usia produktif ini akan menjadi boomerang ketika usia produktif tidak dibekali kemampuan untuk bisa bertahan hidup dan mengembangkan diri yang pada akhirnya hanya akan menjadi beban pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja dan terciptanya angka pengangguran yang tinggi. Sehingga, bonus demografi sangatlah berperan untuk mengukur mampu tidaknya bangsa Indonesia dalam memanfaatkan adanya bonus demografi untuk memajukan bangsa, yang dimaksud disini adalah jika bangsa Indonesia berhasil memanfaatkan adanya bonus demografi dengan baik, maka akan dapat membawa Indonesia melesat lebih maju karena peningkatan perekonomian yang signifikan seperti negara-negara tetangga yang telah berhasil dalam hal pemanfaatan jendela kesempatan tersebut.


          Namun, apabila pemerintah tidak mempersiapkan perencanaan dan pemanfaatan dengan baik maka bisa jadi akan menjadi bencana bagi bangsa Indonesia. Sebab, sesudah itu rasio ketergantungan bangsa Indonesia akan meningkat lagi dengan peningkatan penduduk usia tua. Oleh sebab itu, agar bonus demografi ini menjadi suatu kesempatan yang berguna dalam peranannya untuk memajukan bangsa Indonesia, perlu adanya pemanfaatan secara optimal dengan perencanaan pembangunan yang berwawasan kependudukan karena penduduk sebagai aspek utama dalam proses pembangunan suatu bangsa.